Terapi Terpadu Untuk Anak Tuna Rungu

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTV18ylfdf76tevQgW1ouT_b0vF-1anAzgEbrnDq-RH8D7n2jt-" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTV18ylfdf76tevQgW1ouT_b0vF-1anAzgEbrnDq-RH8D7n2jt-" width="200" /></a></div> <em></em><br /> <em><em><br /></em></em> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <em><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxRDynNsDMepQd8C7MJggm1jb0WKIoQsr2CiwcHWrEYMZGr2nGxwLcQYuH6xrCT-ic3toxwfAZlf-MR_ZwcyGqLAaopDuIJrfa0bJF5R6nk3CsWo-8dglfos3k86vK-XSeAY_9-B16Exz8/s1600/progsus+cover.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxRDynNsDMepQd8C7MJggm1jb0WKIoQsr2CiwcHWrEYMZGr2nGxwLcQYuH6xrCT-ic3toxwfAZlf-MR_ZwcyGqLAaopDuIJrfa0bJF5R6nk3CsWo-8dglfos3k86vK-XSeAY_9-B16Exz8/s320/progsus+cover.jpg" width="295" /></a></em></div> <em><br /></em> <em>Banyak yang mau ditulis, tapi masih repot sama si baby. Tapi kemarin harus nulis buat pihak sekolah si kakak, jelasin beberapa hal. Ini menyangkut komunikasi si kakak, Ellen (6 tahun), yang tuna rungu tapi kami masukkan sekolah umum. Sekaligus berbagi informasi di sini, kalau-kalau berguna. Tulisan terkait akan menyusul (silakan lihat di </em>Recent Posts<em>).</em></div> <div style="text-align: justify;"> <strong><br /></strong></div> <div style="text-align: justify;"> <strong><br /></strong> <strong><br /></strong> <strong>Prinsip Dasar Terapi Ellen</strong><br /> (Terapi terpadu = terapi mendengar + terapi wicara)</div> <div style="text-align: justify;"> 1. Mendengar melalui <strong>telinga</strong> yang dibantu ABD, bukan karena melihat gerakan tangan atau gerakan mulut.</div> <div style="text-align: justify;"> 2. Keterbatasan si anak dalam merespon pembicaraan kita adalah karena belum mengerti kata/kalimat yang didengar (<strong>keterbatasan kosa kata</strong>, karena baru mulai mendengar selama 2 tahun), sehingga perlu dibantu dengan gambar/gerakan tangan. Tetapi bantuan inipun sifatnya hanya sesaat dalam rangka memasok kata baru, setelah kata tersebut dimengerti, bantuan visual dihilangkan.</div> <div style="text-align: justify;"> 3. Karena itu yang penting adalah <strong>memasok kosa kata ke telinga</strong> Ellen, tanpa menuntut dia segera/langsung dapat mengerti apalagi mengucapkan. Untuk dapat mengerti suatu kata si anak harus mendengar 100 kali, untuk dapat mengucapkan ia harus mendengar 1000 kali. Jadi sejak Ellen memakai ABD kami konsentrasi memasok dan memasok kata ke telinganya (saat bercakap-cakap normal, maupun saat spesifik mengajarkan kata-kata baru).</div> <div style="text-align: justify;"> 4. Teknik berbicara adalah dengan <strong>volume suara normal di dekat telinganya</strong>. Hal ini bertujuan agar suluruh konsonan dapat ditangkap. Bicara pada jarak yang lebih jauh dengan suara keras (berteriak) menyebabkan yang ditangkap hanya vokal saja.</div> <div style="text-align: justify;"> 5. Kami telah menerapkan point 1-4 selama 1 tahun dan telah terbukti menunjukkan hasil yang baik. Pada akhir tahun pertama, dia baru memiliki <strong>bahasa reseptif</strong> (paham beberapa kata yang kami ucapkan tanpa dia melihat gerak bibir, tapi dia belum bisa mengucapkannya), lalu setelah itu mulai muncul kata-kata pertamanya (walau pengucapan tidak sempurna, tetapi <strong>konsisten</strong>), dan langsung disusul dengan kata-kata berikutnya. Metode ini biasa disebut teknik auditory verbal. Ini yang kami terapkan…</div> <div style="text-align: justify;"> 6. Kendala yang muncul adalah pengucapan yang masih sangat lemah, karena itulah atas saran John Tracy Clinic kemudian Ellen dibantu terapi wicara (di suatu RS). Terapis wicara membantu membentuk pengucapan Ellen dengan teknik terapi wicara terhadap kata-kata yang sudah dimengerti Ellen tetapi belum bagus pengucapannya. Walaupun hanya 4 bulan (terpaksa quit karena tidak tertampung jadwal baru mereka yang hanya pagi–siang), pola ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Metode <strong>auditory verbal + terapi wicara</strong> ini biasa disebut auditory oral. Ini yang kami lanjut-terapkan saat ini (dengan bantuan terapis wicara di sekolah).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Catatan:</i></b><br /> - Penelitian modern menyatakan hampir semua anak tuna rungu masih punya <strong>sisa pendengaran</strong> (tidak 100% tuli). Sisa pendengaran ini dapat dioptimalkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD, walaupun tidak secanggih implan koklea).<br /> - Tetapi memakai ABD tidak sama dengan orang memakai kaca mata, yang langsung bisa melihat dengan lebih jelas. Karena respon atas stimuli visual adalah langsung, sedangkan respon atas stimuli auditori adalah melalui tahap pemahaman/interpretasi dulu. Untuk mencapai tahap pemahaman yang penting adalah harus sering <strong>mendengar dan mendengar</strong>, dengan pengucapan yang jelas, kalimat pendek, dan jika perlu disertai bantuan visual: gambar & gerakan tangan (kadang tanpa bantuan akan sulit anak memahami kata-kata baru, mirip kita nonton film berbahasa asing dimana kita mendengar pemain berbicara cas-cis-cus tanpa kita menangkap artinya). Tetapi bantuan itu perlahan dihilangkan, sehingga nantinya hanya akan berkomunikasi secara verbal.</div> </div>

Terapi Terpadu Untuk Anak Tuna Rungu

Banyak yang mau ditulis, tapi masih repot sama si baby. Tapi kemarin harus nulis buat pihak sekolah si kakak, jelasin beberapa ha...

Baca selengkapnya »

10 Jenis Terapi Autisme

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white;"><br /></span> <br /> <h2 class="contentheading" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 30px; margin: 0px; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;">10 Jenis Terapi Autisme</span></h2> <div> <span style="background-color: white;"><br /></span></div> <div class="article-toolswrap" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px; position: relative;"> <div class="article-tools clearfix" style="padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 10px; padding-top: 0px;"> <div class="article-meta" style="color: #999999; float: left; font-size: 11px; width: 494px;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDJ5NXe1EeZ6XLcmmeZSqV0kX6sVny9ikO1rtJHnAzGm1FeUMqChTUiQPsasNJWZpFb4yaMoKCbkfKrtcX8gM3Z2lH1-bxKWGgccjoP6IxHOzDFuEO7M12JykQxppErztVgMZLEUcGSgAs/s1600/alodokter-autisme.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDJ5NXe1EeZ6XLcmmeZSqV0kX6sVny9ikO1rtJHnAzGm1FeUMqChTUiQPsasNJWZpFb4yaMoKCbkfKrtcX8gM3Z2lH1-bxKWGgccjoP6IxHOzDFuEO7M12JykQxppErztVgMZLEUcGSgAs/s320/alodokter-autisme.jpg" width="320" /></a></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /></div> <i style="background-color: white; color: blue;"><span style="font-size: 12px;">Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat / suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-tulisan.</span><span style="font-size: 12px;"> </span></i></div> </div> </div> <div class="article-content" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"> <div align="justify"> </div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;"><br /></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;"><br /></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;"><br /></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;"><br /></span></div> <div align="justify"> <br /> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span><br /> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white; text-align: left;">Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai.</span><br /> <span style="background-color: white;">Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"><br /></span> <strong style="background-color: white;"><br /></strong> <strong style="background-color: white;">1) Applied Behavioral Analysis (ABA)</strong></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>2) Terapi Wicara</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.</span><br /> <span style="background-color: white;">Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. </span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;">Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>3) Terapi Okupasi</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>4) Terapi Fisik</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.</span><br /> <span style="background-color: white;"><br /></span> <span style="background-color: white;">Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>5) Terapi Sosial</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>6) Terapi Bermain</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu. </span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>7) Terapi Perilaku.</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>8) Terapi Perkembangan</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"> <strong>9) Terapi Visual</strong></span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <strong style="background-color: white;">10) Terapi Biomedik</strong></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).</span></div> </div> </div>

10 Jenis Terapi Autisme

10 Jenis Terapi Autisme Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat / suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa me...

Baca selengkapnya »

Terapi Wicara Pada Autistic Spectrum Disorders

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white;"><br /></span> <h2 class="contentheading" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 30px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;"> <span style="background-color: white;">Terapi Wicara</span></h2> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXchbg4vl2MkCqawQ3KvW4r-b2NBKXQnAJ-U6qoDYZ1xOoh1mfxO70hyXt9SgM9CKQpDZr3CWcrhvrk5Ixu3UO_FU9O7KrVf4hLzCZTB68LNTmG6amMu8GhnIhZBLCsNgB7rPJxfV4sd5A/s1600/kista-menyebabkan-autisme-PusatHerbal.net_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXchbg4vl2MkCqawQ3KvW4r-b2NBKXQnAJ-U6qoDYZ1xOoh1mfxO70hyXt9SgM9CKQpDZr3CWcrhvrk5Ixu3UO_FU9O7KrVf4hLzCZTB68LNTmG6amMu8GhnIhZBLCsNgB7rPJxfV4sd5A/s320/kista-menyebabkan-autisme-PusatHerbal.net_.jpg" width="320" /></a></div> <div> <br /></div> <div class="article-content" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"> <span style="background-color: white;">Terapis Wicara adalah profesi yang bekerja pada prinsip-prinsip dimana      timbul kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara  bagi orang dewasa maupun anak.  Terapis Wicara dapat diminta untuk berkonsultasi dan konseling; mengevaluasi; memberikan perencanaan maupun penanganan untuk terapi; dan merujuk sebagai bagian dari tim penanganan kasus.</span><br /> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <span style="background-color: white;"><strong>Ganguan Komunikasi pada Autistic Spectrum Disorders (ASD):</strong>Bersifat: (1) Verbal; (2) Non-Verbal; (3) Kombinasi.</span></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <strong style="background-color: white;">Area bantuan dan Terapi yang dapat diberikan oleh Terapis Wicara:</strong></div> <ol style="margin: 1em 0px; padding: 0px;"> <li style="margin-left: 35px;"><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya fungsional, maka</span></div> <div align="justify"> <span style="background-color: white;">Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami kesulitan.</span></div> </li> <li style="margin-left: 35px;"><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Untuk Artikulasi atau Pengucapan:</span><br /> <span style="background-color: white;">Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karena karena adanya gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan Tempat Pengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau pengucapan, biasanya dapat dibagi menjadi: substitution (penggantian), misalnya: rumah menjadi lumah, l/r; omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu; distortion (pengucapan untuk konsonan terdistorsi); indistinct (tidak jelas); dan addition (penambahan). Untuk Articulatory Apraxia, latihan yang dapat diberikan antara lain: Proprioceptive Neuromuscular.</span></div> </li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:<br style="font-size: 1px; height: 1px;" />1. Phonology (bahasa bunyi);<br style="font-size: 1px; height: 1px;" />2. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa kata; <br style="font-size: 1px; height: 1px;" />3. Morphology (perubahan pada kata), <br style="font-size: 1px; height: 1px;" />4. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasa;<br style="font-size: 1px; height: 1px;" />5. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas), <br style="font-size: 1px; height: 1px;" />6. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan;<br style="font-size: 1px; height: 1px;" />7.  Pragmatics (Bahasa dalam konteks sosial).</span></li> <li style="margin-left: 35px;"><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangandari nada, intensitas, kualitas, atau penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada suara, yang mengganggu komunikasi, membawa perhatian negatif pada si pembicara, mempengaruhi si pembicara atau pun si pendengar, dan tidak pantas (inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin budaya dari individu itu sendiri.</span></div> </li> <li style="margin-left: 35px;"><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Pendengaran:  Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada pendengaran maka bantuan dan Terapi yang dapat diberikan: (1) Alat bantu ataupun lainnya yang bersifat medis akan di rujuk pada dokter yang terkait; (2) Terapi; Penggunaan sensori lainnya untuk membantu komunikasi;</span></div> </li> </ol> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <strong style="background-color: white;">PERAN  KHUSUS  dari Terapi wicara adalah "mengajarkan suatu cara untuk ber KOMUNIKASI"</strong></div> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <strong style="background-color: white;">Yakni  :</strong></div> <ol style="margin: 1em 0px; padding: 0px;"> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Berbicara:</span><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan  untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan fungsional.  (Termasuk bahasa reseptif/ ekspresif – kata benda, kata kerja, kemampuan memulai pembicaraan, dll).</span></div> </li> <li style="margin-left: 35px;"><div align="justify"> <span style="background-color: white;">Penggunaan Alat Bantu (Augmentative Communication): Gambar atau symbol atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa; (1) : penggunaan Alat Bantu sebagai jembatan untuk nantinya berbicara menggunakan suara (sebagai pendamping bagi yang verbal); (2)  Alat Bantu itu sendiri sebagai bahasa  bagi yang memang NON-Verbal.</span></div> </li> </ol> <div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <strong style="background-color: white;">Dimana Terapis Wicara Bekerja:</strong></div> <div align="justify"> <ol style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Dirumah Sakit: Pada bagian Rehabilitasi, biasanya bekerjasama dengan dokter rehabilitasi bersama tim rehabilitasi lainnya (dokter, psikolog, physioterapis dan Terapis Okupasi). </span></li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Disekolah Biasa: Tidak Umum di Indonesia.  Pada bagian Penerimaan siswa baru, biasanya bekerjasama dengan guru, psikolog dan konselor.  Menangani permasalah keterlambatan berbahasa dan berbicara pada tahap sekolah, dan memantau dari awal murid-murid dengan kesulitan atau gangguan berbicara tetapi masih dapat ditangani dengan pemberian terapi pada tahap sekolah biasa. </span></li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Disekolah Luar Biasa:  Pada bagian Terapi wicara, bekerjasama dengan guru dan professional lainnya pada sekolah tersebut.  Biasanya memberikan konsultasi, konseling, evaluasi dan terapi</span></li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Pada Klinik Rehabilitasi: Praktek dibawah pengawasan dokter, biasanya dengan tim rehabilitasi lainnya,</span></li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Praktek Perorangan: Praktek sendiri berdasarkan rujukan, bekerjasama melalui networking.  Biasanya memberikan konsultasi, konseling, evaluasi dan terapi.</span></li> <li style="margin-left: 35px;"><span style="background-color: white;">Home Visit: Mendatangi rumah pasien untuk pelayanan-pelayanan diatas dikarenakan ketidakmungkinan untuk pasien tersebut berpergian ataupun dengan perjanjian.</span></li> </ol> </div> <div align="justify" style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;"> <em style="background-color: white;">Evi Sabir-Gitawan BSc.  Speech & Language Pathologist</em></div> </div> </div>

Terapi Wicara Pada Autistic Spectrum Disorders

Terapi Wicara Terapis Wicara adalah profesi yang bekerja pada prinsip-prinsip dimana      timbul kesulitan berkomunikasi atau gangu...

Baca selengkapnya »